Sebulan lagi (9 Juli 2014) akan diadakan pemilihan presiden RI. ada yang menarik klo bicara tentang capres ini, karena capres kali menampilkan 2 sosok yang fenomenal yaitu Joko Widodo (Jokowi) & Prabowo Subianto. Siapakah yang akan menjadi Pemimpin Indonesia tidak ada yang tau pasti.
Tapi klo menurut ramalan Joyoboyo bahwa pemimpin nusantara ini akan berkaitan dengan penggalan suku kata NOTONEGORO.
Sri Aji Joyoboyo, Raja Kediri, sangat masyhur dengan ramalannya yang jitu. Untuk urusan presiden atau pemimpin negeri ini, dia meramal "Notonegoro", penggalan suku kata nama presiden. Dan Jokowi, ternyata tak masuk hitungan.
Tapi klo menurut ramalan Joyoboyo bahwa pemimpin nusantara ini akan berkaitan dengan penggalan suku kata NOTONEGORO.
Sri Aji Joyoboyo, Raja Kediri, sangat masyhur dengan ramalannya yang jitu. Untuk urusan presiden atau pemimpin negeri ini, dia meramal "Notonegoro", penggalan suku kata nama presiden. Dan Jokowi, ternyata tak masuk hitungan.
Sri Aji Joyoboyo yang juga disebut
Jayabaya pernah mengungkapkan, nusantara ini akan dipimpin oleh
Notonegoro. Notonegoro bukan nama personal, namun penggalan suku kata
nama pemimpin nasional. "No", misalnya, dipercaya sebagai Soekarno,
presiden pertama. Kemudian "To", tak lain Soeharto, presiden kedua.
Terminologi Notonegoro ini sempat ramai
diperbincangkan pascareformasi 1998. Bahkan, banyak buku politik yang
membedah Notonegoro tersebut untuk mengupas teori kepemimpinan
nasional. Interpretasinya sama, membaca siapa yang bakal muncul sebagai
pemimpin di nusantara ini.
Jika di-otak-atik-gathuk,
ternyata nama Jokowi --yang saat ini menjadi calon presiden terpopular
-- justru tidak masuk dalam hitungan. Seperti mistik, tapi kenyataannya
begitu. Mari kita telusuri bersama.
Kata "No-To-Ne (No)-Go-Ro" bisa dilihat
sebagai berikut. "No" yang pertama, ya itu tadi, Soekarno. "To" tak lain
Soeharto. "No" berikutnya dipercaya sebagai Habibie, presiden ketiga.
Lho kok bisa? Ada yang menterjemahkan, Habibie itu bahasa Arab dari kata
dasar hubbun yang diartikan sebagai cinta. Nah, cinta itu dalam bahasa Jawa disebut Tresno. Maka kloplah urutan "No-To-No".
Setelah Habibie, pemerintah Indonesia
dipimpin oleh Gus Dur, panggilan akrab KH Abdurrahman Wahid. Nah,
sebutan Gus ini bisa ditafsirkan "Go" dalam urutan keempat
"No-To-No-Go". Maklum, penulisan Gus dalam ejaan lama, bakal ditulis
dengan huruf "oe" menjadi Goes Dur.
Pasca Gus Dur dilengserkan, muncul
Megawati Seokarnoputri. Namanya ternyata bisa dikaitkan
dengan "Ro" dalam "No-To-No-Go-Ro". Kata "Ro" itu diambil dari
Soekarnoputri yang sama maknanya dengan Soekarnoputro.
Lalu bagaimana dengan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono? Konon, dia pengulangan awal "No-To-No-Go-Ro". Kata
"No" pas dengan Yudhoyono sebagai presiden keenam.
Pertanyaannya kemudian, siapa presiden
ketujuh jika merujuk ramalan Joyoboyo tadi? Presiden Indonesia yang
ketujuh memang akan muncul pada Pilpres 2014.
Jika mengacu pada "No-To-No-Go-Ro", maka pemilik nama dengan simbol "To" yang
akan muncul.
Prabowo, merupakan
capres dengan elektabilitas tertinggi sebelum munculnya nama Jokowi.
Prabowo berhasil menarik simpati masyarakat dengan ide-ide dan strategi
yang akan dicanangkan. Meski kini, kepopulerannya kalah jauh dari
Jokowi.
Selain capres terpopuler setelah Jokowi, sejumlah media online di Amerika Serikat menyebut Prabowo memiliki peluang besar sebagai presiden mendatang. Salah satunya, media online
bernama Scoops San Diego. Mereka menyebut, Prabowo merupakan calon
presiden yang paling mungkin memenangkan pemilihan presiden 2014.
Mungkinkah Prabowo memenangkan Pilpres
2014? Prabowo mungkin akan memenangkan
peperangan.
Lalu apakah Scoops San Diego berpatok
pada ramalan Sri Aji Joyoboyo? Sudah pasti tidak. Anda sendiri juga
boleh percaya boleh tidak. Namun yang pasti, bakal sangat menarik, jika
Jokowi kelak benar-benar tak muncul menjadi presiden hasil Pilpres 2014.
Kita tunggu saja.
wallahua'lam bisawab. Jangan Percaya Ramalan yach.. (klo benar itu hanya kebetulan belaka)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar